Kawruh Kejawen sebagai 'Ngelmu Urip' saya wacanakan pertama kali melalui posting-posting di beberapa milis internet yang kemudian diunduh dan diunggah beberapa sejawat ke banyak situs/website Jawa dan ke-Jawa-an. Selanjutnya, atas dorongan beberapa sejawat, kumpulan tulisan tersebut saya susun menjadi buku dengan judul: "Kawruh Kejawen, Bawarasa Kanggo Kekadangan" versi bahasa Jawa dan 'Bawarasa Kawruh Kejawen' versi bahasa Indonesia.
Dalam jumlah terbatas karena sekedar digandakan dengan fotocopy, kedua buku tersebut saya lengkapi dengan buku 'Piwulang Kautaman' dan ' Penanggalan dan Pawukon' yang memuat rangkuman 'piwulang luhur' dan 'primbon' saya jadikan sarana menghimpun teman dan dana untuk mendirikan Yayasan Sekar Jagad. Wacana penghimpunan tersebut berupa ajakan melakukan 'Gerakan Renaisans Jawa' dan mendirikan 'Paguyuban Studi Jawa'. Tuhan memperkenankan yayasan tersebut dapat didirikan pada tanggal 28 Maret 2005.
Merupakan 'misteri lelakon', setelah Yayasan Sekar Jagad berdiri dan saya menjadi ketua umumnya, maka saya menerima banyak undangan untuk menjadi narasumber saresehan budaya Jawa. Wacana 'Gerakan Renaisans Jawa' dan mendirikan 'Paguyuban Studi Jawa' saya jadikan tema utama ketika berceramah dan tukar gagas dengan banyak pihak. Demikianlah hingga nama Yayasan Sekar Jagad dan nama saya menjadi 'populer'.
'Gerakan Renaisans Jawa' membutuhkan penyebaran ide dan terencanakan, maka 'Paguyuban Studi Jawa' yang akan berperan menghimpun ide-ide, menyusun perencanaan, dan selanjutnya menyebarkannya ke masyarakat Jawa. Meski sudah ada beberapa 'tokoh Jawa' berkenan bergabung dalam paguyuban yang akan didirikan, namun terkendala dalam hal pengumpulan dana untuk menopang kegiatan paguyuban tersebut. Beberapa sejawat memberikan usulan agar Yayasan Sekar Jagad melanjutkan ide penghimpunan dana dengan sarana penjualan buku sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya. Atas usulan dan saran itu, saya lakukan peringkasan dari keempat buku yang pernah sata tulis menjadi satu buku ini, 'Ngelmu Urip - Bawarasa Kejawen'.
Cukup lama naskah buku mengendap di komputer saya karena belum saya dapatkan dana untuk menerbitkan, Keparenging Gusti, Yth. Bp. Andi Hartono, Ketua Yayasan Panglima Besar Sudirman Jawa Tengah - D.I. Yogyakarta bersimpati dengan gagasan pendirian 'Paguyuban Studi Jawa' itu. Setelah saya paparkan perencanaan penghimpunan dana, beliau berkenan memberi bantuan untuk mencetak perdana buku 'Ngelmu Urip - Bawarasa Kejawen' ini. Demikianlah buku 'Ngelmu Urip - Bawarasa Kejawen' ini dapat terbit dan tersampaikan kepada Anda, para pembaca budiman.
Kiranya cukup banyak buku-buku tentang Jawa dan ke-Jawa-an yang sudah terbit, tulisan para pakar. Namun pada umumnya merupakan bahasan tentang Jawa dan ke-Jawa-an dari sudut pandang kepentingan ilmu pengetahuan budaya dan juga kepentingan penyebaran agama. Oleh karena itu, wacana pemikiran saya dalam buku ini, mencoba menghadirkan bahasan (bawarasa) tentang Jawa dan ke-Jawa-an dari sudut pandang wong Jowo. Yang disajikan dalam buku ini lebih banyak merupakan hasil renungan pribadi yang kemudian dicocok-cocokkan dengan karya para pujangga Jawa, terutama R. Ng. Ranggawarsita. Dari titik tolak itulah, maka saya berani mewacanakan 'Kawruh Kejawen' sebagai 'Ngelmu Urip'-nya wong Jowo.
Demikian prakata kami, kurang-lebihnya mohon dimaafkan. Beribu terimakasih saya sampaikan kepada para pembaca yang berkenan membeli buku ini. Semoga Tuhan berkenan melimpahkan 'karahayon' bagi kita semua. Swuhn.
Salam teguh yuwana rahayu _/\_
Ki Sondong Mandali - SAwargi
No comments:
Post a Comment